
Nama Siboen, diambil dari pendirinya adalah Pak Siboen, kakek pemilik Sate Ayam Siboen yang terletak di jalan Panglima Sudirman No. 134 Kediri. Awal buka sate bukannya di Kediri, melainkan di kota asalnya Ponorogo tahun 1939. Karena pada saat tahun tersebut secara ekonomi kurang menguntungkan untuk berdagang, P. Siboen keluar dari Ponorogo Pada tahun 1952, pindah ke Kota Blitar sebagai penggembala kuda sempat dilakoninya sampai tahun 1953, kemudian pindah ke Tulung Agung, di kota ini P. Siboen mencoba lagi untuk berdagang sate ayam. Di Kota Tulung Agung P. Siboen berdagang sate sampai tahun 1957, kemudian pindah ke Kota Kediri dengan berjualan keliling dengan menggunakan pikulan, pertama berjualan sate ayam tepatnya di jalan stasiun, kemudian dengan bertambahnya pelanggan P. Siboen pindah berjualan di emperan Toko Tornado di Jl. P. Sudirman. Dengan ketekunan berusaha dan keringat mengkristal P. Siboen menuai kesuksesan, karena begitu banyaknya pelanggannya P. Siboen di bantu oleh saudara-saudaranya, P. Kartosenen & P. Tumiran, Ibu Misirah & Ibu Bibit, karena pada saat itu tidak kenal namanya karyawan, yang di kenalnya pemerdayaan saudara selain itu mungkin untuk melestarikan filsafat jawa " mangan gak mangan sing penting kumpul" dengan berkembangnya sate P. Siboen lantas saudara-saudara P. Siboen membuka Depot sate ponorogo dengan merek dagang yang sama, Sate Ponorogo Pak Siboen. Sekarang, Sate Ponorogo Pak Siboen tersebar di berbagai kota. Begitu panjang sejarah kesuksesan Sate Ayam Ponorogo, ternyata kesuksesan itu bukan di raih dengan sekecap perlu ketekunan dan kesabaran sehingga apa yang di raihnya Insya Allah akan langgeng. Terbukti Sate Ayam P. Siboen sekarang di kelola oleh generasi ke 3, dengan pengembangan baik dari produksi sampai pengemasan dan magemen dan terbukti sampai pada generasi ke 3, Sate Ayam P. Siboen mencoba untuk di waralabakan.
